Salah satu langkah pembasmian nyamuk DBD, yakni melalui fogging. Sumber. KlikDokter.
Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sebelumnya diyakini dapat diberantas, justru semakin marak di Jakarta. Per 29 Mei 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta melaporkan adanya 7.142 kasus DBD dengan 15 orang meninggal dunia. Kasus ini mencakup korban dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lanjut usia (lansia). Untuk membasmi wabah DBD, fogging massal kerap dilakukan di sejumlah daerah.
Mahasiswa Fakultas Psikologi (FPSI), jurusan Psikologi, semester delapan, Clarissa Agatha menuturkan, curah hujan yang tinggi dapat menjadi pemicu peningkatan kasus DBD. Kondisi tersebut meningkatkan jumlah genangan air yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD, yakni aedes aegypti.
“Konsistensi pemerintah dalam merawat lingkungan perlu ditingkatkan untuk mengatasi maraknya DBD. Selain itu, edukasi kepada masyarakat dan pemberantasan jentik nyamuk secara rutin juga harus dilakukan. Warga perlu berinisiatif melakukan fogging di wilayah tempat tinggal mereka. Dengan itu, DBD dapat dibasmi melalui kerja sama antara berbagai pihak di masyarakat,” ujarnya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas), semester dua, Nasywa Alya Salsabila mengatakan, pengelolaan sampah yang kurang baik dan kepadatan pemukiman menjadi faktor berkembangnya wabah DBD. Selain itu, ketidakpedulian masyarakat terhadap pentingnya pemberantasan sarang nyamuk juga termasuk penyebabnya.
“Pemerintah harus melakukan penyuluhan secara berkala tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pemberantasan nyamuk. Pemantauan terhadap tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk juga harus digalakkan melalui kerja sama dengan tokoh penting dan masyarakat setempat. Jika lingkungan ingin terbebas dari DBD, banyak langkah yang harus dilakukan oleh masyarakat,” tuturnya
Dirinya menambahkan, langkah yang bisa dilakukan yakni seperti pengadaan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Juru Pemantau Jentik (Jumantik), serta kolaborasi dengan media untuk menyebarluaskan informasi mengenai pencegahan DBD.
(Keyzar Devario)