
Potret Kereta Api di Indonesia. Sumber. JPNN.com
Memasuki pertengahan bulan Februari, pihak Kereta Api Indonesia (KAI) mencanangkan peluncuran sistem pembelian tiket secara daring. Hal tersebut dilakukan guna mewujudkan efisiensi waktu dan situasi, khususnya dalam menyambut momen padat jelang Ramadhan. Selain itu, sistem tiket daring dikerahkan untuk meningkatkan kualitas layanan yang ditawarkan, serta bentuk usaha KAI dalam menjaga keamanan data dan informasi.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, (FEB), jurusan Ekonomi Syariah, semester empat, Aris Nauval Bagaskara menuturkan, penerapan sistem pemesanan tiket secara daring merupakan angin segar yang diberikan oleh pihak KAI. Sebab, hal tersebut sangat menguntungkan dan meminimalisir kendala-kendala yang sering terjadi saat pemesanan tiket secara luring.
“Pemesanan tiket secara daring memang sangat berpengaruh terhadap efektivitas waktu. Namun, perlu diingat bahwa sistem daring juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti ketidakakuratan antar sistem yang terkoneksi. Hal tersebut dapat menyebabkan kesalahan dan kekeliruan data yang didaftarkan,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Psikologi, jurusan Psikologi, semester empat, Muntaz Nayla mengatakan, penerapan sistem tiket yang dibeli secara daring sebetulnya tidak terlalu menjamin efektifitasnya. Terlebih, bagi para lanjut usia (lansia) yang masih gagap dalam penerapan teknologi digital.
“Pada dasarnya, pembelian tiket yang dilakukan secara daring memang memudahkan masyarakat dari berbagai aspek. Oleh karena itu, semoga keberlangsungan sistem ini dapat berlaku berkepanjangan, serta tidak terdapat error yang sekiranya mengecoh data para pembeli tiket,” pungkasnya.
(Keyzar Devario)