RDK FM

sosok Erizal mahasiswa FDIKOM torehkan Prestasi di Dunia Digital, Debat, dan Kepemimpinan. Sumber. Dok. Pribadi


Tekun, kreatif, dan penuh semangat. Tiga kata ini tepat disematkan kepada Erizal, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Jakarta. Sosoknya dikenal aktif dan inspiratif, tidak hanya di lingkungan kampus, tetapi juga di tingkat nasional.

Pada April lalu, Erizal berhasil meraih penghargaan sebagai Newbie Winner dalam Content Creator Competition yang diselenggarakan oleh Generasi Emas (GenMas) bekerja sama dengan TikTok dan Telkomsel. Tak hanya itu, pada Mei ini ia juga meraih juara dalam lomba debat antar universitas di Universitas Dian Nusantara (UNDIRA), Jakarta Barat. Prestasi tersebut membuktikan kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta keterampilan berbicara di depan publik.

Puncak pencapaiannya adalah ketika lolos sebagai delegasi fully funded dalam Project Volunteer Nasional di Desa Wanagiri, Bali. Dalam program tersebut, Erizal dipercaya menjadi team leader di bidang teknologi digital. Pengalaman lebih dari empat tahun di bidang literasi digital dan kampanye anti eksploitasi seksual anak secara daring menjadi modal kuat baginya.

Dalam menjalankan peran sebagai team leader, Erizal tidak hanya memberi arahan dari belakang, tetapi juga terlibat langsung mendampingi para relawan di setiap kegiatan. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah komunikasi antar peserta yang berasal dari berbagai universitas dan daerah.

“Tantangan terbesarnya adalah komunikasi, karena kami berasal dari berbagai universitas di luar daerah. Namun, sebagai leader, saya tidak hanya memberi instruksi, tetapi juga turun langsung dan membersamai teman-teman dalam setiap kegiatan,” ujar Erizal.

Pengalaman di Bali memperluas pandangannya mengenai pentingnya keberagaman. Bertemu dengan peserta dari berbagai pulau mengajarkannya untuk menghargai perbedaan serta mempererat hubungan yang terasa seperti keluarga.

Selain menjadi pemimpin, Erizal juga membawa program Digital Literacy for Resiliency, yang fokus pada literasi digital yang aman dan tangguh, khususnya untuk masyarakat desa yang belum sepenuhnya familiar dengan dunia digital. Melalui program edukatif dan informatif tersebut, ia mengajak masyarakat untuk sadar akan bahaya dunia digital sekaligus memperlihatkan literasi digital sebagai jalan menuju kemandirian dan keberdayaan.

“Anak muda adalah tonggak bangsa. Kita sebagai penerus masa depan harus memiliki dua pilar utama yang selalu saya pegang, yaitu aman dan resilient. Aman artinya merasa terlindungi dari bahaya digital, sedangkan resilient berarti tangguh, berdaya, mampu berdiri di kaki sendiri, bahkan menjadi pemimpin bagi orang lain,” jelasnya.

Bagi Erizal, menjadi mahasiswa bukan hanya soal mengejar nilai akademik, sebagaimana tercermin dalam trilogi mahasiswa: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian sosial juga dapat diwujudkan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN), kegiatan volunteer, dan berbagai aksi nyata lainnya. Melalui peran-peran tersebut, Erizal berkomitmen untuk terus berkontribusi, memberi dampak positif, dan membuktikan bahwa generasi muda mampu menjadi agen perubahan yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga peduli, tangguh, dan berdaya bagi lingkungan sekitarnya.

(Fayruz Zalfa Zahira)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *