
Beras bulog yang menjadi salah satu bansos yang disalurkan. Sumber. bloombergtechnoz.com
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa bantuan sosial (bansos) beras dihentikan sementara untuk menjaga stabilitas harga di tingkat hulu saat panen raya. Jika bansos terus disalurkan, pasar akan dibanjiri beras, sehingga harga gabah sulit naik. Dengan pengelolaan stok sebesar 1,9 juta ton oleh Badan Urusan Logistik (Bulog), harga di pasaran tetap stabil. Kondisi ini berbeda ketika stok minimum hanya 600 ribu hingga 1,2 juta ton yang menyebabkan harga beras naik dan kesejahteraan petani terganggu.
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Ilmu Hukum (IH) semester lima, Muhammad Bagus Aditya Warman menuturkan, kebijakan ini menuai kekecewaan dari masyarakat menengah ke bawah. bantuan sosial merupakan salah satu kebutuhan pokok yang krusial bagi kelangsungan hidup sehari-hari kelompok masyarakat ini.
“Bantuan sosial, seperti subsidi energi dan program pangan murah, menjadi tumpuan bagi keluarga menengah ke bawah untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Semogapemerintah dapat kembali menjalankan program ini secara menyeluruh dan adil,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), semester tiga, Khafifah Indiyani mengungkapkan, menjaga harga gabah kering panen saat panen raya itu penting agar petani tidak merugi. Namun, di sisi lain, penundaan ini jelas berdampak langsung pada masyarakat yang sangat bergantung pada bantuan tersebut.
“Semoga pemerintah bisa mendatangi masyarakat secara langsung ke rumah mereka untuk memastikan mereka memang membutuhkan bantuan tersebut. Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan lapangan pekerjaan yang layak agar masyarakat tidak selalu bergantung pada bansos,” ungkapnya.
(Yuzka Al-Mala)