Ilustrasi Tayangan Televisi. Sumber Foto: herstory.co.id
Industri penyiaran Televisi (TV) di Indonesia mengalami berbagai tantangan, seperti penurunan industri sejak masa pandemi yang berdampak pada masa kini. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Imam Sudjarwo, pada Selasa (16/1). Dengan demikian, dirinya mengimbau petinggi perusahaan TV untuk membangkitkan roda industri penyiaran hingga kembali pulih.
Alumni Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), tahun 2017, Panjul mengungkapkan, penggunaan TV di masyarakat mulai berkurang terutama daerah Jakarta, tetapi penggunaan smart TV dalam hal tayangan yang lebih variatif masih banyak digunakan oleh masyarakat. Pemerintah dan pihak yang bersangkutan dengan penyiaran TV seharusnya dapat memberikan program yang lebih baik.
“Harapan untuk pemerintah dan penguasa media, lebih mengupayakan program yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat. Jadi, bukan hanya sekedar penampilan infotainment saja, tetapi harus bisa mengangkat orang berprestasi atau karyanya. Jangan hanya orang yang modal joget atau beberapa orang kecil yang justru di eksploitasi di program TV,” paparnya.
Anggota DNK TV Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), Muhammad Iqbal menuturkan, penggunaan TV saat ini rata-rata hanya menampilkan gosip dan entertainment yang tidak berguna, bahkan beberapa berita justru menyudutkan beberapa oknum tertentu. Dampak positifnya, keberadaan TV digunakan sebagai media informasi sedangkan dampak negatifnya, masih terdapat beberapa konten TV yang kurang mendidik.
“Sarannya, sebaiknya konten TV lebih edukatif lagi seperti mengajarkan etika dan norma-norma yang selayaknya serta lebih netral terhadap politik. Saya harap Televisi Indonesia dapat lebih baik lagi kedepannya,” ujarnya.
(Firdania Maulida Syahri)