RDK FM

Proses pembuatan alas kaki dalam pabrik produk lokal. Sumber. Tribunnews.com


Industri alas kaki lokal Indonesia berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan global. Pada triwulan II-2024, industri ini tumbuh 3,92 persen. Menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Indonesia memproduksi 807 juta pasang alas kaki pada 2023, dengan lebih dari 55 persen diekspor. Nilai ekspor diprediksi meningkat di 2024. Namun, pasar domestik masih belum maksimal, dengan konsumsi hanya 1,28 pasang per orang per tahun. Dengan itu, Kemenperin mendorong inovasi dan program mesin untuk mendukung pertumbuhan industri ini.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), semester tiga, Nur Fitriani menuturkan, industri alas kaki lokal memiliki peran signifikan dalam perekonomian nasional, terutama melalui peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja. Kesempatan kerja yang dihasilkan dari industri ini turut membantu mengurangi angka pengangguran. 

“Pemerintah memberikan dukungan bagi industri lokal dengan menyediakan pelatihan tenaga kerja, memperkuat infrastruktur, dan mempromosikan produk alas kaki buatan dalam negeri. Industri lokal juga harus mampu bersaing dengan industri luar negeri, dengan langkah-langkah yang berkelanjutan untuk memenuhi permintaan pasar global, sehingga industri lokal tidak akan kalah bersaing dengan industri luar negeri,” pungkasnya.

Salah satu pengguna produk alas kaki lokal, Syaira Hidayanti menyatakan, sebetulnya, produk lokal tidak kalah jauh dengan produk luar negeri. Selain nyaman dipakai, harganya juga sangat terjangkau di kantong masyarakat sesuai dengan kegunaannya. Namun, pemasarannya belum terlalu signifikan, sehingga belum terlalu banyak produk lokal yang bisa menjangkau pasar luar negeri.

“Selain nilai guna, produk lokal juga memiliki nilai tambah lainnya. Dengan itu, sebagai masyarakat Indonesia, kita mesti turut andil dalam memajukan ekonomi Indonesia, salah satunya dengan mendukung produk dalam negeri. Kualitas produk alas kaki lokal sebenarnya sudah bagus, tetapi tantangan utamanya adalah bagaimana memperkenalkannya ke pasar luar negeri. Butuh waktu untuk itu,” tuturnya.

(Edith Indah Lestari)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *