RDK FM

Proyek Energi Terbarukan. Sumber. Kompas.com


Pada Selasa (27/8), transisi energi dan dekarbonisasi menjadi fokus global hingga tahun 2030. Indonesia menargetkan seluruh pembangunan pembangkit listrik pada tahun 2030 dengan menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Untuk mendukung upaya tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mengeluarkan Peraturan Nomor 11 Tahun 2024 mengenai penggunaan produk dalam negeri untuk infrastruktur ketenagalistrikan yang efektif.

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Biologi, semester tiga, Muhammad Fazly Mawla mengungkapkan, Indonesia menargetkan seluruh pembangkit listrik menggunakan EBT di masa depan. Pemerintah memainkan peran kunci dalam mempromosikan dan mengembangkan EBT di Indonesia. Pemerintah juga perlu memastikan adanya regulasi yang dapat mengurangi hambatan birokrasi, serta memberikan kemudahan bagi investor untuk berpartisipasi dalam penerapan EBT. 

“Upaya pemerintah dalam meningkatkan penggunaan EBT bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Dampak jangka pendek yang dapat dirasakan ketika diterapkannya EBT adalah meningkatnya biaya listrik. Namun, dalam jangka panjang, penggunaan EBT bisa menurunkan biaya listrik karena sumber energi terbarukan, seperti matahari dan angin, sehingga tidak memerlukan biaya bahan bakar dan cenderung stabil harganya,” tuturnya.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos), semester tiga, Indira Rachma Prahasti mengatakan, upaya yang dilakukan pemerintah merupakan awal perwujudan pembangunan Indonesia yang sejahtera. Upaya ini dilakukan sebagai partisipasi Indonesia dalam kesepakatan internasional untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Namun, tantangan utama yang dihadapi dalam penerapan EBT adalah keterbatasan teknologi, biaya investasi yang tinggi, dan infrastruktur yang belum memadai. 

“Infrastruktur yang ada dirasa perlu ditingkatkan untuk mendukung penggunaan EBT melalui pengembangan jaringan listrik yang lebih fleksibel, cerdas, dan mampu mengintegrasikan sumber energi terbarukan. Di samping itu, keberlanjutan energi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan, mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, dan meningkatkan keamanan energi nasional,” jelasnya.

(Gisska Putri Hidayat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *