Potret Salah Satu Mobil Listrik yang Sudah Beroperasi di Indonesia. Sumber. detik.com
Belakangan, mobil berbahan dasar listrik kerap menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Terlebih, di era kemajuan teknologi sekarang, banyak rencana yang dibentuk oleh kaum elite. Salah satunya untuk mewujudkan mobil berbahan dasar listrik guna optimalisasi sumber daya nikel. Hal tersebut juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi asap dan polusi akibat kendaraan padat, serta berbahan bakar bensin.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Sistem Informasi (SI), semester delapan, Muhammad Aryodiro mengatakan, optimalisasi nikel sendiri sebetulnya masih menjadi pertanyaan besar. Sebab, lebel ternama sendiri masih menggunakan kobalt dan komponen lainnya. Sehingga, dampak positif dari penggunaan nikel juga belum pasti di masa yang akan datang.
“Sebetulnya, inovasi mobil listrik yang sekarang sudah banyak diterapkan di Indonesia adalah langkah yang baik. Namun, belum tentu baik untuk masyarakat secara menyeluruh. Sebab, belum tentu sebagian besar dari mereka sudah siap terhadap tagihan listrik yang cukup besar,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), semester enam, Chesa Ikhwan Vizizou menjelaskan, rencana tersebut menjadi bentuk perkenalan terhadap maraknya perkembangan teknologi. Tujuannya agar masyarakat lebih membuka mata terhadap apa yang sudah dahulu tercapai di luar negeri.
“Jika memang diterapkan secara berkepanjangan, hal ini akan membawa pengaruh baik bagi kualitas udara di Indonesia. Dimana pengurangan polusi sendiri menjadi awal terbentuknya negara sehat dan maju. Semoga langkah ini dapat terealisasi dengan baik untuk perbaikan kualitas negara kedepannya,” pungkasnya.
(Fadil Achmad Fauzi)