RDK FM

Pengungsi Rohingya yang terdampar di kawasan laut Aceh. Sumber. Tempo


Pemerintah Indonesia didesak oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR). Desakan tersebut dikerahkan agar Indonesia segera bertindak menyelamatkan pengungsi Rohingnya. dimana mereka telah terombang-ambing pada kawasan lautan Aceh. Diperkirakan ada sekitar 100 pengungsi yang berdesakan di kapal termasuk anak anak dan perempuan.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), semester sembilan, Muhammad Dhiya Ulhaq menanggapi, media sangat berperan penting dalam arus informasi digital. Seharusnya media dapat lebih memberi dampak positif atas isu yang berkembang. 

“Harus ada dukungan masyarakat juga selain media, serta dukungan pemerintah dan lainnya yang berperan dalam menjaga dan menginformasikan mengenai hal itu. Desakan PBB tersebut didasari sebagai wadah kemanusiaan dalam tingkat internasional dan memberikan peran positif pada ruang publik dunia,” tanggapnya

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), jurusan Ilmu Politik (Ilpol), semester tiga, Virgiawan Hidayat menjelaskan, masih kurang maksimalnya penanganan dan perhatian pemerintah pusat terhadap pengungsi Rohingya, sehingga hal ini menurunkan kepercayaan dan meningkatkan penolakan masyarakat setempat.

“Penolakan masyarakat terjadi karena menganggap pengungsi Rohingnya cukup meresahkan. Dengan itu, harus dibangun komunikasi yang baik antara pemerintah Indonesia dengan UNHCR untuk permasalahan pengungsi Rohingya, seperti pengadaan suaka, edukasi, dan sebagainya tanpa mengorbankan kepentingan dan hak masyarakat Indonesia itu sendiri,” jelasnya.

(Rayhan Anugerah Ramadhan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *