Hari Perempuan Internasional. Sumber. Tirto.id
Pada Jumat (08/03), seluruh dunia memperingati Hari Perempuan Internasional. Hari internasional tersebut dekat dengan isu kesetaraan gender dan keresahan para perempuan, khususnya terkait kekerasan seksual yang masih marak menimpa dan terus bertambah. Di samping itu, budaya patriarki juga masih terjadi. Ketimpangan sosial, hingga dibedakannya kesempatan berekspresi antar perempuan dan laki-laki masih dominan. Dengan itu, melalui Hari Perempuan Internasional, kaum perempuan menyuarakan terkait keamanan, serta kesetaraan gender.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), semester 10, Nur Fasiha mengatakan, seluruh perempuan adalah sosok yang tangguh, bisa berdiri sendiri atau mandiri, tidak bergantung kepada laki-laki, serta dapat mengekspresikan dirinya di luar tekanan.
“Menjadi perempuan memang harus menjaga diri. Jika memang ada hal buruk terjadi, perempuan mesti speak up. Sayangnya, beberapa peraturan pemerintah masih ada yang belum memihak kepada perempuan. Mungkin kedepannya perlu ada undang-undang yang memperketat perlindungan terhadap perempuan. Untuk kesetaraan gender sendiri sebetulnya sudah mulai bertumbuh, tetapi budaya patriarki masih banyak melekat,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, jurusan Studi Agama-Agama, semester empat, Nibrasul Ummah mengatakan, di zaman sekarang, menjadi perempuan perlu menaikkan value diri. Sebab, sebetulnya sekarang banyak hal baru yang bisa dieksplor lebih jauh. Namun, isu kekerasan seksual masih harus diangkat untuk kenyamanan dan keamanan perempuan di seluruh dunia.
“Banyak pengetahuan yang bisa digali, baik dari sisi perempuan maupun laki-laki. Untuk solusi awal pencegahan kekerasan seksual, perlu adanya bimbingan terkait sex education. Hal tersebut perlu ditegakkan agar tidak menjadi hal yang tabu. Sebab, urgensinya besar untuk diketahui dari diri seseorang sejak ia kecil. Dengan itu, keamanan dan kenyamanan akan terbangun, hingga menciptakan lingkungan yang harmonis,” jelasnya.
(Gisska Putri Hidayat)