RDK FM

Berlangsungnya Mimbar Guru Besar FITK Prodi PAI di Teater Mahmud Yunus gedung FITK. Sumber. Dok. Pribadi


Mimbar Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Prodi PAI) yang berlangsung di Teater Mahmud Yunus gedung FITK pada Senin (19/5), menghadirkan diskusi mendalam bertema “Membangun Ekosistem Pendidikan Nasional yang Sehat dalam Perspektif Islam”. Kegiatan ini menarik ratusan peserta dari berbagai kalangan dan mengupas nilai-nilai Islam sebagai landasan dalam membentuk sistem pendidikan yang ideal, sekaligus merumuskan gagasan implementatif menuju kebijakan pendidikan nasional yang inklusif dan berkualitas.

Salah satu panitia acara, Arham Muhammad Robbani menjelaskan, Mimbar Guru Besar terinspirasi dari program Kursi Al-Ghazali di Malaysia yang menghadirkan guru besar sebagai narasumber utama. Pada pertemuan perdana ini, Guru Besar Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam UIN Jakarta, Prof. Dr. KH. Abudin Nata, M.A., hadir membahas dinamika kurikulum pendidikan Indonesia yang kerap berubah setiap pergantian kepemimpinan. Kualitas diskusi menjadi fokus utama dalam menelaah sistem pendidikan nasional.

“Selain dari kuantitas audiens yang hadir, kulaitas diskusi, publikasi, dan dokumentasi disebut sebagai kunci keberhasilan acara, didukung oleh kehadiran media partner dari luar kampus. Harapannya, materi yang disampaikan dapat menjadi bekal ilmu yang bermanfaat dan menginspirasi penerapan nyata dalam kehidupan,” jelasnya.

Salah satu peserta, Suhaila Nur Fadillah menyampaikan, tema yang diangkat sangat relevan, namun daya tarik utama terletak pada kehadiran para guru besar. Sosok profesor dinilai sebagai rujukan akademik yang penting bagi mahasiswa, terutama dalam penyusunan makalah dan penguatan referensi ilmiah.

“Kualitas pendidikan agama menjadi landasan dalam pembentukan karakter dan moral mahasiswa, sementara peran guru dan tenaga pendidik sangat krusial sebagai teladan. Semua kembali pada kesadaran pribadi untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Bahkan, tata cara berbicara turut mencerminkan kualitas diri dalam kontribusi terhadap pendidikan nasional,” ucapnya.

(Safia Salsabila Putri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *