
Seorang murid yang sedang belajar Matematika. Sumber. Suara.com
Pada Kamis (14/11), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu’ti mengatakan, stigma Matematika sebagai mata pelajaran yang sulit harus dihapuskan. Hal ini bertujuan guna memperlancar proses pembelajaran dan meminimalisir kemalasan siswa dalam belajar. Dengan itu, guru Matematika harus menjadi guru yang dirindukan para muridnya dengan membuat metode pembelajaran yang menggembirakan.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), semester tiga, Aznur Itsna menuturkan, matematika sering kali dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang paling menantang dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, banyak siswa dan bahkan orang dewasa merasa tertekan ketika harus berhadapan dengan angka, rumus, dan konsep-konsep yang berkaitan dengan Matematika.
“Stigma negatif terhadap matematika dapat memiliki dampak jangka panjang. Siswa yang merasa bahwa mereka tidak mampu dalam matematika mungkin akan menghindari mata pelajaran ini, sehingga dapat membatasi pilihan karir mereka di masa depan. Selain itu, rasa percaya diri mereka dapat menurun, dan hal ini bisa berpengaruh pada prestasi akademik secara keseluruhan, ” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Hukum Keluarga, semester tujuh, Izatul Ulfa mengungkapkan, adanya kesulitan dalam memahami konsep-konsep dasar matematika membuat para siswa sering merasa frustasi dan kehilangan motivasi. Siswa yang percaya bahwa mereka tidak baik dalam matematika cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah dalam bidang akademik lainnya.
“Menghapus stigma bahwa matematika pelajaran yang sulit menjadi tantangan yang memerlukan kerjasama antara guru, orang tua, dan masyarakat. Selain itu, dengan menerapkan metode pengajaran yang menarik, menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, serta menunjukkan relevansi matematika dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membantu siswa mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran tersebut,” ungkapnya.
(Azaria Suci Fernada)