Suasana berlangsungnya seminar kesehatan mental yang digelar UIN Jakarta, bekerja sama dengan PSGA dan KPAI.
UIN Jakarta bekerja sama dengan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sukses menyelenggarakan seminar sebagai bentuk peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Seminar tersebut mengusung tema “Resonansi Merdeka Kebangkitan dan Kecerdasan Emosional bagi Penerus Bangsa”. Acara digelar pada Selasa (21/5) di Ruang Diorama UIN Jakarta.
Panitia PSGA, divisi Public Relation, Mufadha Tiohanra menuturkan, seminar tersebut diadakan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (HKN). PSGA merasa perlu menyelenggarakan seminar di kalangan perguruan tinggi untuk meningkatkan kesadaran diri mahasiswa, terutama mengenai kesehatan mental mengingat meningkatnya kasus kesehatan mental remaja hingga pembunuhan atau bunuh diri.
“Edukasi mengenai kesehatan mental telah menjadi urgensi bagi generasi muda saat ini, melihat kenaikan kasus kesehatan mental yang mayoritas terjadi pada anak muda. Harapannya, semoga rekan-rekan yang berkecimpung di dunia perlindungan anak atau studi gender dapat menjadi penggerak utama bagi pemuda lainnya,” ungkapnya.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Ari Adi Leksono mengatakan, seminar tersebut menjadi wadah edukasi bagi civitas akademik perguruan tinggi untuk memiliki perhatian lebih terhadap perlindungan anak. Salah satu tujuan dari mengadakan seminar ini adalah menjalin kerja sama antara KPAI dan UIN Jakarta untuk melaksanakan beberapa program kerja guna menerapkan perlindungan anak dalam dunia perguruan tinggi.
“Program-program ini akan mencakup berbagai aspek dari kajian, penelitian, hingga pengembangan masyarakat untuk meningkatkan literasi perlindungan anak, terutama bagi para pendidik. Mengadakan seminar terkait perlindungan anak secara berkala juga sangat membantu dalam memperluas jangkauan pemahaman dan kepedulian terhadap perlindungan anak di masa kini,” tuturnya.
Dirinya menambahkan, selain memperluas jangkauan pemahaman terkait perlindungan anak, seminar juga ditujukan untuk mengurangi kekerasan terhadap anak. Melalui ini, mahasiswa perlu menjadi pelopor pergerakan dan penanganan kekerasan terhadap anak, serta mampu menjembatani komunikasi dengan pihak berwenang.
(Asy Syifa Salsabila)