Fitur-fitur yang ada di Gmail. Sumber. Radar Cirebon
Gmail yang menjadi layanan email populer dari Google ternyata tidak sepenuhnya menjaga privasi pengguna. Meski menawarkan fitur canggih, Gmail tidak menyediakan enkripsi end-to-end secara default sehingga pesan berpotensi diakses pihak lain saat sudah terkirim. Hal tersebut membuat para mahasiswa yang sering menggunakan Gmail untuk keperluan akademik merasa waspada, serta mulai mempertanyakan langkah keamanan mereka.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), semester lima, Reva Saputri Maharani menuturkan, sebagai pengguna Gmail sebagai wadah penuntasan tugas kuliah, dirinya mengaku waspada usai meluasnya kabar tersebut. Hal tersebut patut dipertanyakan kepastian dan keamanannya.
“Saya menggunakan Gmail hampir setiap hari, baik untuk mengirim tugas maupun mengelola organisasi kampus. Setelah membaca berita ini, saya jadi ragu apakah informasi pribadi yang saya miliki benar-benar terkelola secara aman atau tidak,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) jurusan Sistem Informasi (SI) semester tiga, Anggun Zahidani menanggapi, perusahaan teknologi besar seperti Google mesti mengambil langkah lebih serius, serta memikirkan solusi nyata dalam melindungi data pengguna guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Saya berharap ada pembaruan keamanan segera dan fitur tambahan yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol data pribadi mereka. Selain itu, kejadian ini menjadi pengingat bagi para pengguna internet, khususnya mahasiswa untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan layanan digital,” sambungnya.
(Keyzar Devario)