Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) sukses menyelenggarakan acara tahunan Seminar Nasional 2024 dengan mengusung tema “Teknologi Digital dalam Pendidikan untuk Membentuk Generasi Berkarakter dan Berbudaya”. Tujuan diadakannya seminar tersebut yakni memberikan perspektif subordinasi di kalangan kaum perempuan dalam pandangan Islam. Acara tersebut dilaksanakan pada Kamis (02/05), di Teater Yunus Muhammad lantai tiga, Gedung FITK.
Pemateri Seminar Nasional 2024 FITK, Uwes A Chaeruman menjelaskan, teknologi digital tidak hanya menyediakan akses terhadap informasi yang luas, tetapi juga memiliki potensi besar untuk membentuk generasi yang berkarakter dan berbudaya. Melalui integrasi yang bijaksana dan strategis, teknologi dapat menjadi alat yang kuat dalam mendukung pembentukan karakter dan budaya positif pada mahasiswa.
“Karakter dan adab tidak hanya diajarkan sebagai satu ilmu, tetapi dalam etika berperilaku dapat membangun budaya yang terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Adapun strategi teknologi yang dapat diterapkan dalam pendidikan, contohnya seperti teknologi, ilmu pedagogik, dan konten. Untuk mahasiswa FITK yang akan menjadi seorang guru sangat bisa menerapkan metode modern dengan mengikuti era saat ini,” tuturnya.
Ketua Pelaksana (Ketupel) Seminar Nasional FITK 2024, Neng Sri Nuraeni menuturkan, penggunaan teknologi dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dengan memanfaatkan elemen-elemen permainan dan simulasi yang menarik, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik dan memikat.
“Hal ini mampu membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang kreatif dan dinamis, sehingga siswa merasa termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi aktif. Dengan demikian, teknologi tidak hanya membentuk karakter seperti kreativitas dan keingintahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial, kerjasama, dan komunikasi. Digital dalam pendidikan adalah aksesibilitas yang luas dengan internet dan perangkat digital. Hal ini membuka pintu pembelajaran yang lebih mendalam dan inklusif,” jelasnya.
(Azaria Suci Fernada)