
Synchronize Fest 2025 sukses gelar Student Roadshow di UIN Jakarta. Sumber. Dok. Pribadi
Synchronize Fest 2025 mengadakan student roadshow bertema “Regenerasi Adalah Kunci: Serba-Serbi Kiprah Bermusik di Indonesia Masa Kini” di Teater Lantai 2 (FDIKOM) UIN Jakarta pada Senin (14/04), siang hari. Inisiatif ini merupakan perwujudan komitmen festival dalam mendorong regenerasi dan perkembangan industri kreatif terutama musik, dalam kancah tanah air.
Acara ini bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa mengenai dinamika dunia kreatif, sebagai bekal memasuki dunia kerja di masa depan. Para mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi atas kesempatan berharga ini, di mana mereka dapat berinteraksi dan menyerap ilmu dari para pemateri dan musisi yang hadir. Diskusi yang terjalin mencakup beragam topik krusial seputar industri musik dan tantangan di era teknologi yang terus berkembang.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Politik (FISIP) jurusan Ilmu Politik (ILPOL) semester empat, Aksar Raditi mengungkapkan ketertarikannya pada tema acara yang selalu berbeda dan menarik setiap tahunnya.
“Regenerasi dalam musik menurut saya sangat penting, karena saya sendiri tidak bisa hidup tanpa musik. Jadi, jika tidak ada generasi penerus, industri musik akan meredup,” ujarnya.
Ia juga memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan acara. “Acara tadi seru dan asik, saya beri rating 9/10.”
Aksar berharap para musisi dapat terus berkarya dan menghibur banyak orang. “Terus berkarya, terus menyenangkan orang lain karena itu bisa menjadi pahala bagi para musisi,” pungkasnya.
Adila Karina, Director of Communication Synchronize Fest, menyampaikan bahwa musik dan dunia hiburan saat ini memiliki potensi besar yang menarik bagi kalangan mahasiswa. Hal ini diungkapkannya dalam acara kampus yang bertujuan memberikan wawasan di luar perkuliahan.
“Kita melihat bahwa musik dan dunia hiburan menjadi ladang yang besar serta menarik bagi teman-teman kampus. Ada wawasan tentang komunikasi dan hal-hal menarik tentang dunia digital saat ini, yang mengharuskan kita beradaptasi dengan perkembangan zaman,” tutur Adila.
Lebih lanjut, Adila menjelaskan harapan di balik acara ini, “Dengan harapan dapat mengamplifikasi ilmu yang tidak didapatkan di kampus, namun merupakan ilmu kehidupan.”
Tema yang diangkat dalam setiap penyelenggaraan Synchronize Fest selalu berbeda. “Tema yang diambil memang setiap tahunnya berbeda, kebetulan tahun ini bertepatan dengan perayaan edisi kesepuluh Synchronize Festival. Dengan tema ‘Saling Silang’, ini juga merupakan kolaborasi antara musik dan seni, yang akan terepresentasikan di 2025 nanti,” jelasnya.
Pihaknya tidak memiliki ekspektasi khusus terkait acara ini, melainkan fokus pada pemberian kesempatan seluas-luasnya bagi para partisipan untuk mendapatkan pengalaman berharga. “Kita tidak melihat sebuah ekspektasi atau acuan tertentu, hanya ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya agar partisipan memiliki kesempatan untuk merasakannya.”
Adapun harapan akhirnya, Adila menyampaikan, “Harapannya semoga orang-orang menjadi lebih mengetahui tentang dunia musik dan seni, serta menambah satu ilmu lagi dengan realisasi dalam kehidupannya dari sudut pandang praktisi dan musisi yang hadir.”
(Safia Salsabila Putri)