
Infrastruktur gas bumi nasional perlu didukung alternatif energi lain untuk menjaga ketahanan pasokan dan efisiensi jangka panjang. Sumber. liputan6.com
Krisis pasokan gas bumi yang berlangsung dalam beberapa bulan terakhir memicu peningkatan kewaspadaan di kalangan pemerintah dan masyarakat. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk meninjau ulang strategi energi nasional, khususnya dalam pengembangan sumber energi alternatif yang lebih stabil, terjangkau, dan berkelanjutan.
Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Magister Hukum Ekonomi Syariah (HES), semester empat, Jamaliah Hadiroh mengatakan, pengembangan energi alternatif selama bersifat ramah lingkungan dan terjangkau bagi masyarakat merupakan hal yang positif. Pengelolaan yang adil serta perhatian terhadap kesejahteraan pekerja dalam rantai produksi juga dianggap penting.
“Jika pasokan Liquefied Natural Gas (LNG) di Indonesia sudah melimpah, distribusinya perlu dilakukan secara merata hingga ke wilayah pusat dan terpencil. Meski transisi energi dari minyak tanah ke gas dinilai cukup kompleks, langkah tersebut tetap diyakini sebagai bagian dari kemajuan bangsa,” ucapnya.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Agribisnis, semester delapan, Rezania Eka Pratiwi menuturkan, alternatif energi perlu dikembangkan sebagai solusi atas krisis gas bumi. Meski demikian, beberapa opsi dinilai masih kurang efektif karena biaya tinggi dan risiko keamanan seperti mudah terbakar. Pengujian skala kecil dalam jangka waktu tertentu disarankan sebelum diterapkan secara luas.
“Kebijakan ekonomi yang ada dianggap cukup tepat, namun potensi sumber daya manusia dalam negeri dinilai masih bisa dimaksimalkan untuk menghasilkan energi alternatif yang diproduksi secara lokal. Dengan cara ini, kualitas produksi dapat ditingkatkan, fungsi lebih optimal, dan biaya lebih efisien,” tuturnya.
(Maura Maharani Rizky)