Naiknya mata uang Dolar, masyarakat keluhkan sulit beli kebutuhan pokok.
Sepanjang Juni hingga perdagangan terakhir yang tercatat pada 25 Juni lalu, rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) tercatat sebesar 16.320,88 Rupiah per satu Dolar. Nilai tersebut melonjak 9,27 persen dibandingkan rata-rata Juni 2023 lalu, di mana angka menyentuh senilai 14.936,82 Rupiah per satu Dolar. Sementara sepanjang 2024, mata uang Dolar telah menguat sebesar 5,29% year-to-date. Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Selasa (25/6), nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS tercatat sebesar 16.370 Rupiah. Menanggapi hal tersebut, mahasiswa UIN Jakarta memberikan tanggapannya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), semester enam, Zahir Abdul Rahmadina menuturkan, kecemasan masyarakat kian menguat sejak meningkatnya Dolar AS. Karena hal tersebut dapat dipastikan mampu mempengaruhi harga bahan pokok di Indonesia. Selain itu, kenaikan mata uang Dolar AS dapat berdampak pada ekonomi pasar internasional.
“Adapun penyebab Indonesia masih mengalami ketertinggalan dalam aspek keuangan, yakni keseimbangan ekonomi makro yang masih belum meningkat dan seimbang. Langkah yang mampu dilakukan pemerintah adalah memfokuskan kestabilan ekonomi makro, serta mendorong ekspor dan investasi asing dengan reformasi, regulasi, dan infrastruktur yang mendukung. Perlu adanya penguatan stabilitas penukaran, dan peningkatan ekspor untuk menjadi solusi,” ujarnya.
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Ilmu Hukum (IH), semester empat, Zaki Basmala mengatakan, Dolar yang kian naik membuat barang-barang esensial kehidupan berpotensi ikut meledak daya jualnya. Selain itu, kenaikan Dolar juga mampu membuat pertumbuhan nilai ekspor menjadi makin besar.
“Pemerintah diharuskan memberikan tindakan yang cekatan dalam mengatasi persoalan ini, seperti mengeksploitasi sumber daya Indonesia, tetapi tetap dalam hal yang positif. Hal tersebut tentu dapat meningkatkan minat masyarakat luar, sehingga ekonomi Indonesia dapat kembali terkendali. Semoga secepatnya pemulihan perekonomian Indonesia segera terealisasikan,” jelasnya.
(Keyzar Devario)