RDK FM

Ilustrasi suhu panas ekstrem. Sumber Foto: Kompas.com

Layanan pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S) menyebutkan bahwa tahun 2023 menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah dimana suhu rata-rata global mencapai 14,98 celcius. Pertengahan tahun 2023 tercatat menjadi bulan terpanas, sedangkan pada akhir bulan suhu bumi naik hingga 2 derajat. Hal tersebut disampaikan oleh C3S, pada Selasa (9/1).

Dilansir dari kompas.com, Direktur C3S, Carlo Buontempo menuturkan, tahun 2023 menjadi saksi betapa jauh manusia menyebabkan perubahan iklim di Bumi. Hal ini mempunyai konsekuensi besar terhadap Perjanjian Paris dan seluruh upaya umat manusia.

“Jika kita ingin berhasil mengelola portofolio risiko iklim, kita perlu segera melakukan dekarbonisasi perekonomian kita sambil menggunakan data dan pengetahuan iklim untuk mempersiapkan masa depan,” tuturnya.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Jurnalistik, semester tiga, Siti Habibah menjelaskan, pada akhir tahun 2023 terasa sangat panas karena cuaca yang cerah dan tidak ada hujan. Menurutnya, salah satu penyebab cuaca menjadi lebih panas karena adanya gelombang el nino. Masyarakat perlu meningkatkan penanaman pohon untuk mengurangi intensitas panas di bumi.

“Harapannya, kita sebagai manusia harus menjaga energi. Apalagi adanya global warming yang meningkatkan suhu panas, jadi masyarakat harus menyayangi bumi lebih baik lagi,” jelasnya.

(Firdania Maulida Syahri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *