Label informasi nilai gizi pada suatu produk makanan. Sumber. HerStory
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menginstruksikan produsen untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami pada label gizi produk makanan. Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih mudah memahami kandungan gizi, serta dampaknya pada kesehatan. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan literasi gizi dan mendukung pola makan sehat di tengah masyarakat.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidik Bahasa Arab (PBA), semester tiga, Ayu Pebrina menuturkan, usulan DPR tersebut sangat baik dalam menyederhanakan bahasa pada label kandungan produk makanan. Menurutnya, penggunaan bahasa yang lebih mudah dipahami akan membantu masyarakat mengerti informasi gizi dengan lebih jelas.
“Jika menggunakan bahasa yang lebih sederhana, maka masyarakat akan mudah memahami bagaimana mengatur gizi yang sesuai dengan mereka. Hal ini penting untuk mendorong pola hidup sehat dan konsumsi yang lebih bijak setiap hari. Pastinya bakalan berdampak untuk kesehatan masyarakat. Jadi, masyarakat lebih mengerti kandungan makanan yang mereka konsumsi,” pungkasnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), semester tiga, Siti Nur Azizah Nurul Izzah menuturkan, label gizi pada kemasan produk makanan sering menggunakan istilah ilmiah yang sulit dipahami, terutama bagi masyarakat yang kurang wawasan mengenai gizi. Akibatnya, banyak orang cenderung mengabaikan informasi kandungan produk tersebut.
“Pengabaian terhadap informasi kandungan dalam suatu produk makanan akan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, seperti diabetes akibat konsumsi gula berlebihan atau kolesterol tinggi karena asupan lemak yang berlebih. Dengan itu, untuk mendukung pola hidup masyarakat yang lebih sehat bisa dengan merealisasikan usulan DPR tersebut, mengingat di sekitar saya juga banyak yang masih menyepelekan kandungan gizi makanan,” ujarnya.
(Edith Indah Lestari)