
Suasana berlangsungnya workshop merajut yang digelar serangkaian dengan milad BPI.
Serangkaian dengan acara Milad Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Departemen Lingkungan Sosial dan Ekonomi Kreatif menggelar workshop merajut sebagai salah satu program inovatif. Agenda ini digelar di Gedung Ayasofya, pada Rabu (16/10). Kegiatan ini merupakan bagian dari kelas kreatif yang diselenggarakan untuk menggali kreativitas, serta melatih kesabaran bagi mahasiswa.
Kepala Departemen Lingkungan Sosial dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Masduki mengatakan, program ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam bidang kreatif, sekaligus melestarikan budaya tradisional. Sebab, merajut merupakan salah satu kerajinan tangan tradisional yang juga melatih ketelitian, kesabaran, dan tidak semua orang mampu melakukannya.
“Program ini merupakan kegiatan baru yang diperkenalkan dengan harapan bisa menjadi agenda rutin di periode selanjutnya. Workshop merajut ini juga merupakan salah satu dari beberapa opsi yang dipertimbangkan oleh panitia, seperti membuat buket dan gantungan kunci berbahan bulu kawat. Namun, merajut dipilih karena sesuai dengan tema besar acara milad, yaitu kebudayaan,” tuturnya.
Salah satu pengrajin rajut, Muhammad Fajrul Ihsan menuturkan, workshop ini bertujuan untuk memantik semangat wirausaha di kalangan mahasiswa, sekaligus melatih keterampilan mereka di bidang kerajinan tangan. Workshop ini juga menekankan pentingnya keterampilan sebagai bekal hidup, serta mengajak mahasiswa untuk terus berkarya dan mengasah kreativitas mereka agar kerap berkarya dan belajar.
“Keterampilan apapun yang kita miliki bisa menjadi bekal untuk hidup di mana saja. Kreativitas itu kunci bertahan hidup dengan memanfaatkan apa yang kita punya. Banyak mahasiswa yang berpikir setelah lulus akan bekerja di suatu tempat. Padahal, alangkah baiknya jika mereka justru berpikir untuk membuat sesuatu, menciptakan produk, atau bahkan membuka banyaknya lapangan kerja,” tegasnya.
(Asy Syifa Salsabila)