Cuaca panas yang mulai sering terjadi di Indonesia. Sumber. Okezone.com
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, beberapa negara telah terkena suhu panas lebih dari 40°C, seperti India, Myanmar, China, Thailand, dan Laos. Terjadinya gelombang panas disebabkan oleh wilayah yang terletak di lintang menengah hingga lintang tinggi, baik di belahan bumi bagian utara maupun selatan. BMKG menjelaskan, jika suhu tersebut tidak berlangsung lama, maka tidak dikategorikan sebagai gelombang panas. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati jika terjadi gelombang panas di Indonesia.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Kimia, semester empat, Sasya Adhalya Fajar menjelaskan, gelombang panas terjadi karena posisi matahari yang bergerak ke arah khatulistiwa, sehingga suhu di Indonesia semakin panas. Menurutnya, untuk masuk dalam kategori panas adalah suhu yang sangat mencolok dibandingkan biasanya.
“Dampak yang terjadi ketika cuaca panas datang salah satunya adalah kebakaran hutan. Untuk menghadapi masuknya cuaca panas, selain itu, hindari pergi keluar rumah selagi tidak perlu. Harapannya, semoga masyarakat bisa diajak kerja sama untuk mengurangi karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Kesejahteraan Sosial (KESSOS), semester empat, Teja Amhar Padillah menuturkan, dampak yang terjadi ketika gelombang cuaca panas datang adalah gagal panen karena padi dan tanaman lain mengalami kekeringan dan kurangnya air. Hal ini menyebabkan kerugian yang cukup besar di sektor perekonomian.
“Untuk saat ini, perbedaan cuaca panas yang cukup signifikan sudah terjadi di daerah Bogor yang panas meskipun tidak sepanas Ciputat saat ini. Semoga pemerintah gencar dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjelaskan apa saja yang harus disiapkan dan dilakukan ketika suhu cuaca panas mulai masuk ke Indonesia,” jelasnya.
(Edith Indah Lestari)