Bank Dunia (World Bank) yang memperkirakan stabilnya pertumbuhan ekonomi dunia. Sumber. Brief.
Bank Dunia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan stabil di posisi 2,6% pada tahun 2024. Kepala Ekonomi dan Wakil Presiden Senior Bank Dunia, Indermit Gill menyatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi global mulai menunjukkan kestabilan setelah menghadapi tantangan pandemi, konflik, inflasi, dan pengetatan moneter, tingkat pertumbuhan ini masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2020.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), jurusan Ekonomi Syariah, semester empat, Siti Rania Balqis mengomentari, stabilnya pertumbuhan ekonomi pada tingkat 2,6% memiliki beberapa dampak positif bagi negara-negara berkembang. Menurutnya, negara-negara berkembang dapat melihat peningkatan dalam pendapatan nasional yang pada gilirannya akan meningkatkan standar hidup masyarakat, mengurangi kemiskinan, serta menurunkan tingkat pengangguran.
“Stabilitas ini juga dapat memberikan kepercayaan kepada investor, sehingga berbagai indikator ekonomi makro Indonesia pada tahun 2024 diharapkan menunjukkan pencapaian yang sangat baik dibandingkan dengan awal pemerintahan. Dengan membaiknya Current Account Deficit (CAD), primary balance yang positif, neraca perdagangan yang surplus, serta peningkatan ekspor dan impor, Indonesia dapat menciptakan pasar baru dengan mengidentifikasi peluang baru,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos), semester empat, Rafi Arazy Fachrizahir mengatakan, Bank Dunia memperhatikan peran sektor swasta dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Melalui berbagai kemitraan dan program, Bank Dunia membantu menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi investasi swasta guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, adanya tantangan yang dihadapi, seperti beban pinjaman di negara-negara berkembang tidak dapat dihindari.
“Pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6% pada tahun 2024, menurut Bank Dunia memiliki implikasi signifikan terhadap pembangunan, termasuk risiko negara-negara berkembang yang tetap dalam kondisi kemiskinan. Dengan itu, peningkatan sektor pendidikan dan kesehatan menjadi penting agar pemerintah dapat meningkatkan anggaran pada sektor-sektor tersebut. Hal ini merupakan pondasi penting bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang,” jelasnya.
(Azaria Suci Fernada)