RDK FM

Penyandang disabilitas yang sedang melaksanakan pekerjaannya di salah satu Bank BUMN. Sumber. Liputan6


Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengajak penyandang disabilitas untuk menjadi agen Laku Pandai dalam rangka memperluas akses layanan keuangan ke pelosok daerah. Program ini diluncurkan sebagai upaya meningkatkan literasi keuangan dan memberdayakan penyandang disabilitas secara ekonomi. Pelatihan khusus akan diberikan kepada peserta untuk memastikan mereka mampu melayani masyarakat dengan baik. Inisiatif ini diharapkan bisa membuka peluang kerja dan mendukung inklusi keuangan di seluruh Indonesia. 

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos), semester lima, Dimas Saputra menuturkan, program bank BUMN yang melibatkan penyandang disabilitas sebagai agen Laku Pandai merupakan langkah positif. Menurutnya, inisiatif ini tidak hanya memberdayakan penyandang disabilitas, tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan literasi keuangan di daerah-daerah yang sulit dijangkau layanan perbankan. 

“Program ini tentu akan memberikan manfaat bagi individu sekaligus masyarakat secara luas. Namun, perlu menjadi perhatian bahwa program ini akan sulit berjalan jika penyandang disabilitasnya nggak dikasih pelatihan yang serius. Belum lagi, stigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas masih cukup besar. Jadi kalau nggak ada dukungan sosial yang kuat, program ini bisa terhambat,” tanggapnya.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), semester tiga, Cinto Pastita menuturkan, program ini berdampak positif karena memberikan kesempatan kerja. Namun, dirinya mengungkapkan kekhawatirannya bahwa program hanya sebatas strategi pencitraan tanpa dampak jangka panjang. Menurutnya, nantinya penyandang disabilitas akan menghadapi banyak tantangan di lapangan yang perlu diperhatikan agar program ini benar-benar efektif.

“Tidak dapat dipungkiri jika mereka akan menghadapi banyak tantangan di lapangan, sehingga program ini harus diawasi dan dievaluasi secara berkala agar membawa dampak nyata, bukan cuma formalitas saja. Kalau bisa, libatkan pemerintah untuk mendukung program ini, misalnya lewat insentif buat perusahaan yang konsisten memberdayakan penyandang disabilitas,” pungkasnya.

(Edith Indah Lestari)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *