RDK FM

Banjir di Jabodetabek yang berdampak pada warga. Sumber. detik.com


Bencana banjir yang kini melanda wilayah Jabodetabek menjadi perhatian utama di tengah bulan Ramadan. Kondisi cuaca ekstrem yang merendam jalan-jalan utama membuat banyak warga terjebak dan terdampak, termasuk mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa. Dalam menghadapi masalah ini, pemerintah diharapkan sigap dalam mengambil keputusan, seperti memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh warga setempat.  

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Perbandingan Mazhab, semester delapan, Muhammad Hasan Syariati menuturkan, Banjir sering terjadi akibat curah hujan yang tinggi, yang melebihi kapasitas sistem drainase. Faktor-faktor seperti perubahan iklim dan penataan ruang yang tidak tepat juga berperan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana ini. 

“Warga dan pemerintah harus lebih sadar terhadap masalah sampah dan faktor lain yang dapat memperparah banjir. Harapannya, tidak ada lagi penebangan liar, dan program reboisasi harus ditingkatkan agar daya serap air lebih baik untuk meminimalisasi bencana serupa,” tuturnya.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), semester delapan, Asna Ayu Naraya mengungkapkan, banjir dapat menghambat aktivitas masyarakat secara signifikan, terutama dalam hal aksesibilitas ke berbagai lokasi penting. Hal ini tidak hanya mempengaruhi produktivitas harian tetapi juga berdampak pada kesehatan dan keselamatan masyarakat.

“Banjir tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga membuat lalu lintas di ibu kota macet. Para sivitas akademika kesulitan menjalankan kegiatan, dan banyak hewan liar masuk ke permukiman warga. Semoga pemerintah lebih sigap dalam mengatasi masalah ini agar di bulan Ramadan, ibadah tetap berjalan lancar dan tidak terganggu,” ungkapnya.

(Nayla Putri Kamila)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *