Wapres Indonesia terpilih, Gibran Rakabuming saat uji coba makan siang gratis di salah satu sekolah. Sumber. Wonosobo Zone
Wakil Presiden (Wapres) terpilih, Gibran Rakabuming Raka baru saja melakukan uji coba makan bergizi gratis yang dilaksanakan di Bogor pada Selasa (23/7). Alih-alih berlangsung mulus, kegiatan uji coba tersebut menuai banyak komentar dari masyarakat. Banyak yang berpendapat bahwa penggunaan alat makan plastik tidak efektif karena membutuhkan waktu lebih dari 200 tahun untuk terurai. Menyikapi kemelut tersebut, mahasiswa UIN Jakarta memberikan tanggapannya.
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), program studi Ilmu Hukum (IH), semester delapan, Zulfikar Rafif Ansori, mengatakan kritik utama yang bisa disampaikan mungkin termasuk kekhawatiran tentang biaya dan keberlanjutan program, kualitas dan keamanan makanan yang disediakan, serta potensi pemborosan jika makanan tidak dikonsumsi.
“Program ini dapat memerlukan alokasi anggaran tambahan atau pengalihan dana dari pos lain yang bisa mempengaruhi program pendidikan lainnya. Untuk meningkatkan jaminan kesehatan dan keamanan makanan, sistem makan gratis dapat meniru sistem yang dilakukan di negara Jepang atau Korea yang menggunakan sistem prasmanan. Dengan itu, gizi yang terkandung dapat terjamin,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA), semester empat, Nisrina Husna menanggapi, jika ditarik ke dalam lingkup peluang bisnis, program makan siang gratis tersebut dapat menciptakan peluang bisnis baru bagi penyedia makanan lokal dan industri katering.
“Jika menggunakan produsen lokal, perlu berlakunya tuntutan standar kualitas dan kapasitas yang tinggi. Lalu terdapat dampak jangka panjang yang diharapkan, seperti peningkatan prestasi akademik, kesehatan yang lebih baik, pengurangan ketidaksetaraan sosial, hingga peningkatan kesejahteraan siswa secara menyeluruh. Saya berharap amanah yang dijalankan dapat berlangsung secara jujur dan sehat, sehingga tidak terjadi beragam hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.
(Keyzar Devario)