
Pergantian aplikasi X menuju Elaelo. Sumber. bantentv.com
Menindaklanjuti maraknya isu Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) yang akan memblokir aplikasi X karena masalah legalitas konten dewasa, Elaelo muncul sebagai aplikasi yang digadang-gadang akan menggantikan X. Elaelo sendiri akhirnya ramai diperbincangkan di berbagai wadah media sosial oleh khalayak luas. Tingkat efisiensi tentu menjadi pertanyaan yang tidak lepas dari isu pergantian aplikasi tersebut. Menanggapi isu yang sedang marak perihal aplikasi X dan Elaelo, mahasiswa UIN Jakarta memberikan pendapatnya.
Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), program studi Sastra Inggris, semester enam, Muhammad Ramzi menuturkan, sebagai bagian dari penikmat sekaligus pengguna aktif media sosial, ekspektasi yang tidak begitu tinggi diberikan pada aplikasi Elaelo. Menurutnya, jika aplikasi X tergantikan posisinya, maka tidak ada jaminan bahwa konten tak senonoh tidak dapat tersaji di Elaelo.
“Seperti kasus yang berkesudahan, konten dan sajian yang tidak pantas bisa saja menjebol masuk ke dalam perimeter beranda Elaelo nantinya. Ramzi berpendapat bahwa banyak hal yang sebetulnya harus dibenahi oleh para inovator aplikasi Elaelo. Dengan itu, perlunya mitigasi terhadap filterisasi konten, kelayakan sistem aplikasi, dan antisipasi masyarakat terhadap pengguna aplikasi tersebut,” ungkapnya.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), program studi Teknik Informatika (TI), semester empat, Nadilla Nurul menyatakan, aplikasi X bisa saja tidak harus digantikan jika sistem keamanannya kembali dievaluasi. Karena dengan pergantian aplikasi pun, tidak sepenuhnya menjamin pengurangan penerbitan konten dewasa yang tidak layak.
“Jika pergantian aplikasi tetap ingin dijalankan, maka pengembangan sistem aplikasi Elaelo harus segera ditingkatkan. Harapannya, semoga pergantian aplikasi X dengan Elaelo tidak benar-benar terjadi, sebab masih banyak informasi positif penting lainnya yang masih bisa ditemukan dalam aplikasi X,” jelasnya.
(Keyzar Devario)