
Sulitnya akses pendidikan bagi siswa kerap menghambat pembelajaran. Sumber. Baitul Mal Hidayatullah
Kurangnya akses pendidikan di wilayah pedesaan dan negara berkembang masih menjadi persoalan serius. Banyak anak terpaksa putus sekolah akibat keterbatasan fasilitas, biaya, serta infrastruktur yang tidak memadai. Kondisi ini semakin parah di daerah terpencil dan kawasan dengan tingkat kemiskinan tinggi, membuat semangat serta motivasi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan menurun. Meski berbagai upaya perbaikan telah dilakukan, tantangan dalam mewujudkan pendidikan yang merata tetap menjadi pekerjaan yang belum terselesaikan.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), semester 13, Liftita Nurnadhifa menuturkan, meningkatkan akses pendidikan tidak akan merugikan ekonomi negara, melainkan justru memberikan dampak positif dalam jangka panjang. Dengan penyediaan pendidikan yang lebih merata, kualitas sumber daya manusia dapat meningkat secara signifikan.
“Selain kualitas sumber daya manusia yang akan meningkat, langkah ini juga berpotensi guna mengurangi ketimpangan sosial serta menurunkan angka kemiskinan. Jika pemerintah mempermudah akses pendidikan, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan angka putus sekolah dapat diminimalisir di Indonesia,” tanggapnya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), semester enam, Zeystin Nur Aprilia menuturkan, banyak kota yang masih kurang berkembang sehingga memerlukan perhatian lebih dari pemerintah, terutama dalam hal akses pendidikan. Beberapa akses yang perlu ditingkatkan meliputi akses transportasi, jembatan penyeberangan, serta fasilitas sekolah yang memadai.
“Berkembangnya fasilitas penunjang pendidikan penting agar para pelajar lebih termotivasi untuk terus belajar. Peningkatan akses pendidikan ini tidak hanya berdampak positif pada kualitas generasi baru, tetapi juga akan membantu memajukan negara. Semogakedepannya pemerintah lebih menilai, empati dan mendengarkan keluh kesah masyarakatnya,” pungkasnya.
(Nayla Putri Kamila didukung oleh Edith Indah Lestari)