RDK FM

AI sebagai Kunci Sukses Visi Indonesia Digital 2045. Sumber. Binus University


Penggunaan teknologi Artificial Intelligence atau AI di Indonesia dianggap penting dalam mendukung Visi Digital Indonesia 2045, terutama untuk mempercepat proses produksi dan menemukan pasar yang tepat. AI dapat mengotomatisasi berbagai proses bisnis, menghemat waktu dan biaya, serta menganalisis data untuk memahami preferensi konsumen, sehingga strategi pemasaran lebih efektif. Menurut Country Director Searce Indonesia, Benedikta Satya, AI membantu bisnis menemukan segmen pasar yang sesuai dengan produk mereka, sehingga meningkatkan daya saing dan mendorong transformasi digital di Indonesia.

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Biologi, semester tiga, Muhammad Fazly Mawla menjelaskan, AI diharapkan efektif dalam mengotomatisasi pekerjaan dan pengambilan keputusan. Tanpa pengaturan, AI dapat menggantikan mata pencaharian dan menimbulkan tantangan sosial serta ekonomi. Edukasi dan literasi digital harus ditingkatkan, serta regulasi etis penggunaan AI perlu ditegakkan. 

“Jadi, AI itu bakal makin keren buat otomatisasi kerja dan bantu kita ambil keputusan. Tapi, kalau nggak diatur dengan baik, AI bisa bikin banyak orang kehilangan kerjaan, dan itu bisa jadi masalah besar. Makanya, penting banget buat ningkatin edukasi dan literasi digital. Selain itu, kita harus ngembangin keterampilan seperti empati dan kreativitas supaya tetap bisa bersaing di era digital ini,” jelasnya.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), semester tiga, Nadine Olivia menuturkan, AI memiliki potensi besar dalam meningkatkan inovasi, tetapi harus dikembangkan dengan fokus pada manusia dan regulasi yang tepat untuk mengurangi risiko. Adopsi AI di Indonesia dapat meningkatkan daya saing global, asalkan tetap menjaga nilai kemanusiaan, kearifan lokal, dan akses yang merata. 

“Menurut saya, AI punya potensi besar untuk memberikan manfaat di berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, dan industri. Ini bisa meningkatkan produktivitas dan inovasi. Selain itu, penting ada regulasi yang tepat untuk mengurangi risiko, seperti dampak negatif terhadap lapangan kerja. Jadi, untuk menggunakan AI dengan bijak, kita perlu tingkatkan literasi digital, sikap kritis dalam verifikasi informasi, dan menjunjung etika teknologi,” tuturnya.

Dirinya menambahkan, masyarakat Indonesia harus berperan aktif dalam diskusi kebijakan. Melihat realita, tantangan dalam merealisasikan rencana adalah kurangnya tenaga ahli di data science dan kesenjangan digital antarwilayah. Dengan itu, penting berinvestasi di pendidikan dan pelatihan teknologi guna mendorong inovasi lokal, serta membangun ekosistem digital yang inklusif demi mencapai visi digital Indonesia 2045.

(Fadil Achmad Fauzi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *