107.9 RDKFM

Kemenhut memperkuat tata kelola pengolahan hasil hutan melalui kemitraan strategis dengan masyarakat demi keadilan ekonomi dan legalitas usaha. Sumber. antaranews.com


Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menegaskan komitmennya memperkuat tata kelola pengolahan hasil hutan dengan memastikan ketersediaan bahan baku dan memperkuat rantai pasok. Langkah ini ditempuh untuk mewujudkan keadilan ekonomi, menjamin legalitas usaha, serta menjaga kelestarian lingkungan. Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan (BPPHH) Kemenhut, Erwan Sudaryanto, menyebut penguatan dilakukan melalui kemitraan strategis antara pelaku industri pengolahan hasil hutan (PBPHH) dengan masyarakat atau Kelompok Tani Hutan sebagai pemasok utama bahan baku.

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Jurusan Perbandingan Mazhab (PMH), semester tiga, Khairul Aziz mengatakan, mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk tidak hanya memahami isu lingkungan, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam melalui kerja sama dengan masyarakat. Salah satu langkah nyata yang dapat dilakukan ialah membentuk komunitas atau kelompok pendamping di tingkat lokal yang berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian hutan.

“Melalui komunitas ini, mahasiswa dapat berkontribusi dengan memberikan edukasi tentang dampak jangka panjang penebangan liar serta mendorong penerapan praktik ramah lingkungan. Keterlibatan masyarakat sebagai pelaku utama reboisasi juga menjadi kunci agar kelestarian sektor kehutanan tetap terjaga, sehingga lingkungan dapat terus memberi manfaat bagi generasi sekarang maupun yang akan datang,” ujarnya.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), semester tiga, Alifah Nadhratunnaim menuturkan, mahasiswa memiliki peran strategis sebagai penyebar pengetahuan dan penggerak kesadaran publik mengenai pentingnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Peran tersebut dapat diwujudkan melalui kampanye dan seminar yang membahas bahaya eksploitasi hutan berlebihan, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan hasil hutan non-kayu seperti madu dan rotan yang lebih ramah lingkungan.

“Selain itu, mahasiswa dapat berkontribusi melalui penelitian dan pengabdian berbasis digital dengan mengembangkan inovasi teknologi hijau serta merancang model ekonomi berkelanjutan. Upaya ini tidak hanya membantu menjaga keseimbangan ekosistem hutan, tetapi juga membuka peluang keuntungan ekonomi tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan,” tuturnya.

(Nadine Fadila Azka)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *