107.9 RDKFM

Penampilan Lembaga Semi Otonom (LSO) Seragri, sebagai rangkaian acara Seminar Nasional GANTARI 2025 Agribisnis UIN Jakarta. Sumber. Dok. Pribadi


Seminar Nasional bertajuk “Peran Strategis Generasi Muda Terhadap Swasembada Pangan Menuju Indonesia Emas”, sukses digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis UIN Jakarta pada Kamis, (25/7). Acara tersebut merupakan program kerja (proker) dari Gebyar Ajang Tani Inspiratif (GANTARI) yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari tani ke-65. Seminar yang berlangsung di Auditorium Harun Nasution (Harnas) tersebut, diharapkan dapat meningkatkan peran mahasiswa dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. 

Ketua pelaksana GANTARI 2025, Bima Rio Ramdhan mengungkapkan, minimnya kepedulian generasi muda terhadap sektor pertanian dan pangan, menjadi faktor utama yang melatarbelakangi terselenggaranya acara ini. Padahal dalam kenyataanya, Indonesia merupakan negara agraris yang menempatkan petani sebagai salah satu pilar utama dalam kemajuan bangsa.

“Setelah kita melihat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dari 2025 hingga 2045, di sana tertera tentang ketahanan pangan dan kemandirian pangan. Dari situ kita mulai memerhatikan para generasi muda untuk ikut serta dalam mewujudkan ketahanan pangan yang sudah dirancang oleh Bappenas, terutama dalam seminar nasional ini”, ungkapnya. 

Salah satu peserta GANTARI 2025, Zidani Akbar Saputra mengatakan, tema generasi muda dalam mewujudkan swasembada pangan menjadi suatu hal yang mendorong dirinya untuk mengikuti seminar ini. Acara ini pun banyak memberikan insight menarik terutama tentang swasembada pangan yang pada kenyataannya bukanlah tentang pangan, melainkan tentang kesejahteraan ekonomi dan juga pemerataan sosial. 

“Mahasiswa Agribisnis maupun Pertanian harus bisa berkomitmen terhadap bidang ilmu yang telah dipelajari, karena minat dan bakat bisa didapatkan melalui ilmu pengetahuan yang sudah diketahui. Mahasiswa harus berperan dalam mengatasi permasalahan pertanian, seperti ketidaktahuan para petani tentang peluang, inovasi, dan juga jalur bisnis yang lebih relevan”, ujarnya. 

(Mahendra Dewa Asmara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *