107.9 RDKFM

Potret Khairunisa Ramadhanti usai juarai kompetisi Pencak Silat Se- Jabodetabek. Sumber. Dok pribadi

Khairunisa Ramadhanti yang biasa akrab disapa Icha, mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Dengan dedikasi yang tinggi, berhasil meraih kemenangan dalam kejuaraan Pencak Silat (PSHT) se Jabodetabek. Prestasi yang menjadi bukti nyata kegigihannya dalam menjalani latihan membuahkan hasil yang membanggakan. Sekaligus menginspirasi mahasiswa lain untuk terus mengembangkan potensi diri baik di bidang akademik maupun non-akademik.  

Datang dari seorang mahasiswi kelahiran 19 Oktober 2005 yang tak pernah menyangka dirinya bisa menjadi juara dalam kejuaraan pencat silat se- Jabodetabek. Awalnya, ia hanya berniat untuk mencoba dan memberi yang terbaik. Namun, seiring berjalannya waktu, semangatnya untuk terus berkembang makin tumbuh. Latihan yang ia Jalani dengan sungguh-sungguh memberikan hasil yang terbaik.Meskipun tak jarang harus menghadapi rasa Lelah, sakit, dan tantangan mental. Semua perjuangan itu akhirnya terbayar Ketika usaha kerasnya membuahkan hasil terbaik, membawa dirinya meraih prestasi yang membanggakan.  Dia berbagi cerita tentang latihan yang melelahkan dan penuh semangat sampai akhirnya bisa meraih kemenangan.

‘’Aku ikut kejuaraan pencak silat se-Jabodetabek karena ingin menguji sejauh mana kemampuanku setelah berlatih selama empat tahu. Aku juga ingin terus mengasah diri dalam seni bela diri tradisional Indonesia yang aku tekuni. Kejuaraan juga menjadi peluang yang sangat berarti untuk menambah pengalaman, mempererat hubungan antar sesama pesilat, sekaligus membentuk mental yang Tangguh dan saling mendukung satu sama lain,’’  Ungkapnya dengan rendah hati. Namun, dibalik kesederhanaannya, tersimpan semangat luar biasa. Selain itu, ia juga pernah menjadi penanggung jawab mata kuliah.

Tantangan terbesar selama mengikuti pelatihan pencak silat datang dari dalam diri sendiri, yaitu ia harus melawan rasa lelah, menjaga konsistensi dan disiplin dalam menjalani setiap sesi latihan. Tak hanya itu menguasai berbagai teknik yang rumit juga menjadi proses yang tidak mudah dan memerlukan waktu dan kesabaran. Cedera saat latihan maupun pertandingan menjadi ujian fisik tersendiri yang harus dihadapi dengan penuh keteguhan. Namun, ia memiliki cara jitu untuk mengatasinya. ‘’sebelum memulai latihan, aku selalu menyempatkan waktu untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Bagi aku, pemanasan merupakan Kegiatan penting yang tidak boleh dilewatkan karena berfungsi untuk mempersiapkan tubuh agar lebih siap dan tidak kaku, sehingga dapat mengurangi risiko cedera. Membantuku membangun focus dan kesiapan mental, agar atihan bisa dijalani secara maksimal dan tetap aman,’’ jelasnya.

Baginya, prestasi sebagai juara pencak silat adalah hal yang bermomen ‘’momen seru saat latihan bareng dengan gelanggang lain. Dari situ, aku jadi terbiasa melihat latihan yang berbeda-beda. Saat lomba atau pertandingan, pasti bertemu lagi dengan mereka. Di situlah keseruannya, bisa saling kenal, saling dukung, dan akhirnya menambah teman baru. Buatku, itu salah satu momen yang paling berkesan selama ikut pencak silat.’’

‘’Pesan untuk mahasiswa yang mengikuti kegiatan non-akademik jangan takut untuk melalui setiap prosesnya. Pencak silat bukan sekedar soal fisik yang kuat, tapi juga melatih kekuatan mental, kedisiplinan, dan membentuk karakter. Teruslah berlatih dengan sungguh-sungguh, yakin pada kemampuan diri sendiri, dan jangan pernah takut untuk gagal. Yang layak disebut sebagai  juara bukan hanya mereka yang menang di atas panggung, tetapi mereka yang tidak pernah berhenti menyerah dan terus berjuang, terus bangkit meskipun berkali-kali jatuh,’’ pesannya.

(Nadine Fadila Azka)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *