Wujudkan Indonesia Emas 2045, Kemendiksaintek Luncurkan Program Riset Prioritas Strategis APBN 2026

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto. Sumber. towa.co.id Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiksaintek) akan meresmikan Program Riset Prioritas Tahun Anggaran 2026. Program ini bertujuan memperkuat arah penelitian nasional melalui enam bidang riset strategis yang didukung pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sebagai langkah konkret dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Sistem Informasi (SI), semester tujuh, Abdullah Fadli mengungkapkan, peluncuran program riset baru menjadi langkah penting dalam menyongsong momentum menuju Indonesia Emas 2045. Mahasiswa memiliki kesiapan untuk menghadapi realitas di lapangan, berpartisipasi aktif dalam riset nasional, serta turut berperan dalam memastikan transparansi pelaksanaannya. “Program ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan memiliki ketepatan dalam implementasinya. Dengan demikian, hasil riset yang dihasilkan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga dapat diterapkan secara langsung untuk menjawab kebutuhan dan tantangan di berbagai sektor kehidupan,” ungkapnya. Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES), semester sembilan, Maulana Jafar Sodik menyampaikan, program riset nasional menjadi langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Pengembangan kesejahteraan masyarakat dipandang sebagai aspek penting agar setiap program yang dijalankan mampu memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi publik. “Dukungan fasilitas dari pihak kampus turut berperan besar dalam mendorong kelancaran pelaksanaan kegiatan riset. Dengan adanya koordinasi yang jelas antara pemerintah dan perguruan tinggi, partisipasi mahasiswa diharapkan dapat mencakup lebih banyak bidang dan menciptakan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan bangsa,” ujarnya. (Maura Maharani Rizky)
Integrasikan Kurikulum dengan Dunia Industri, Kemdiktisaintek-Kemnaker Tingkatkan Kualitas Pendidikan Nasional

Wamendiktisaintek Prof. Fauzan dan Wamenaker Immanuel Ebenezer Gerungan. Sumber. bandung.beritaterkini.id Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menjalin kolaborasi strategis untuk memperkuat sinergi antara pendidikan tinggi dan dunia kerja. Langkah ini bertujuan menyiapkan generasi muda Indonesia agar lebih siap menghadapi tantangan dan kebutuhan pasar kerja di masa depan. Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), Jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos) semester tujuh, Shopiyana Daulika menuturkan, kolaborasi antara Kemdiktisaintek dengan Kemnaker mencerminkan kepedulian pemerintah terhadap kemajuan generasi muda Indonesia. Sinergi ini menjadi langkah nyata dalam memastikan dunia pendidikan terhubung erat dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang. “Melalui integrasi perencanaan pendidikan, penerapan kebijakan berbasis data (data-driven policy), serta pengembangan kurikulum yang adaptif, kolaborasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Upaya ini tidak hanya memperkuat kompetensi mahasiswa, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan siap menghadapi tantangan masa depan,” tuturnya. Mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Jurusan Ilmu Hukum (IH),semester tiga, Firda Isnaini menyampaikan, penguatan kurikulum pendidikan yang terintegrasi dengan praktik kerja lapangan (PKL) merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Sinergi antara teori dan praktik dinilai penting agar mahasiswa tidak hanya memahami konsep secara akademis, tetapi juga mampu menerapkannya dalam dunia kerja. ,Melalui integrasi yang dilakukan antara Kemdiktisaintek dengan Kemnaker, generasi muda diharapkan memperoleh kesempatan lebih luas untuk mengembangkan potensi serta membangun karier yang cemerlang di masa depan. Langkah ini menjadi pondasi penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten dan siap bersaing secara global,” ujarnya. (Yuzka Al-Mala)