
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang. Sumber. kapanjepang.com
Berdasarkan survei terbaru dari Japan Foundation, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah pembelajar bahasa Jepang terbanyak di dunia. Pencapaian ini menunjukkan tingginya minat masyarakat Indonesia, mulai dari pelajar hingga kalangan profesional, dalam mempelajari bahasa Jepang. Fakta tersebut menegaskan eratnya hubungan budaya dan ekonomi antara Indonesia dan Jepang, serta menjadi pertanda positif bagi penguatan kerja sama kedua negara pada masa mendatang.
Languange Department sekaligus penanggung jawab Japanese Club, Muhammad Alfin Hafidz menjelaskan, selain berfokus pada visi dan misi pembelajaran bahasa asing, klub ini juga memiliki tujuan penting untuk memperkenalkan budaya Jepang kepada para anggotanya. Upaya tersebut diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang mendorong keterlibatan langsung anggota dalam acara bernuansa Jepang.
“Keterampilan berbahasa asing memiliki dampak yang luas, sebagaimana terlihat dari seorang pendakwah di Jepang yang menggunakan kemampuan bahasanya untuk menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Jepang. Anggota UKM FLAT yang telah mahir berbahasa akan diberi kesempatan untuk mengajar anggota lainnya, sebagai bentuk penerapan ilmu sekaligus memperluas manfaat pembelajaran dalam komunitas,” jelasnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), semester tiga, Sayyid Miftahul Ulum menuturkan, fungsi mendasar bahasa adalah sebagai media penyampai pesan. Bahasa Jepang yang dipelajari tidak hanya sebatas teori, tetapi perlu dipraktikkan sebagai alat komunikasi dan interaksi sosial. Melalui interaksi tersebut, diharapkan terjalin hubungan yang lebih erat antara Indonesia dan Jepang, terutama dalam bidang pertukaran budaya.
“Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan strategi yang berfokus pada peningkatan pendidikan dan kesadaran antarbangsa agar saling memperkenalkan budayanya. Peluang karier pun terbuka lebar bagi masyarakat Indonesia, karena karakter rajin, ulet, dan pekerja keras yang dimiliki dapat menjadi modal penting untuk bersaing dan meraih kesempatan di tingkat internasional,” tuturnya.
(Safia Salsabila Putri)